hazdo.web.id – Di Indonesia, pasar smartphone berkembang cepat banget. Setiap minggu selalu ada HP baru yang muncul dengan janji manis: kamera “setara flagship”, performa “ngebut kayak roket”, dan baterai “yang katanya tahan 2 hari”. Tapi kenyataannya? Nggak sedikit pembeli yang kecewa karena spesifikasi yang mereka lihat tidak sesuai ekspektasi.
Masalahnya bukan cuma soal HP-nya. Banyak orang Indonesia belum tahu cara membaca spesifikasi HP dengan benar. Produsen pun kadang menuliskan spek dengan “gaya marketing” yang tampaknya meyakinkan, tapi kalau dibedah lebih dalam… sering menipu.
Di artikel ini, kamu akan menemukan cara paling simpel, jelas, dan anti-tertipu untuk membaca spek HPkhusus buat pasar Indonesia. Pastikan baca sampai akhir biar kamu nggak buang uang cuma gara-gara salah baca spek!
1. Jangan Tergiur “Megapiksel Kamera Besar
Banyak merek suka pamer megapiksel besar, misalnya 108MP atau 200MP. Padahal megapiksel bukan penentu kualitas utama.
Yang jauh lebih penting:
- Ukuran sensor kamera (1/1.67”, 1/1.4”, 1”)
- Jenis sensor (Sony IMX, Samsung ISOCELL, Omnivision)
- Aperture (f/1.8, f/1.6 lebih bagus untuk low light)
- Stabilizer (OIS lebih bagus dari EIS)
Trik marketing:
📌 “108MP AI Camera”
Padahal sensornya kecil dan kualitas fotonya biasa saja.
2. Chipset Sering Dibesar-besarkan
Banyak pengguna Indonesia hanya lihat:
“Snapdragon = bagus”
“Helio = jelek”
Padahal nggak gitu juga.
Yang harus kamu cek adalah:
- Kelas chipset (entry, mid-range, flagship)
- Arsitektur CPU (Cortex A78, A76 beda jauh performanya)
- Fabrikasi (6nm lebih efisien dari 12nm)
- GPU-nya (Adreno, Mali apa?)
Contoh tipuannya:
📌 “Prosesor Octa-core Super Kencang!”
Padahal isinya 4 core lemot dan cuma 2 core cepat.
