hazdo.web.id – Di era digital, tren di media sosial berkembang sangat cepat. Banyak bisnis tergiur untuk selalu mengikuti tren demi viralitas. Namun, apakah hanya mengikuti tren benar-benar bisa meningkatkan sales? Jawabannya tidak selalu.
Konten yang viral belum tentu mengarah pada konversi, apalagi jika tidak sesuai dengan strategi pemasaran dan branding bisnis.
Berikut alasan mengapa mengikuti tren saja tidak cukup dan bagaimana cara membuat konten yang benar-benar bisa meningkatkan penjualan.
1. Viral Belum Tentu Berarti Penjualan
Tren di media sosial sering kali berfokus pada hiburan, bukan pada nilai bisnis. Misalnya, sebuah brand mengikuti challenge viral, tetapi audiensnya tidak tertarik dengan produk yang ditawarkan. Hasilnya, engagement tinggi tetapi konversi rendah.
Solusi: Buat konten yang tetap relevan dengan brand, meskipun mengikuti tren. Selalu sertakan CTA (Call to Action) yang jelas untuk mendorong audiens melakukan pembelian.
2. Kurangnya Konsistensi dalam Branding
Mengikuti terlalu banyak tren dapat membuat identitas brand menjadi tidak konsisten. Jika audiens bingung dengan pesan yang ingin disampaikan, mereka akan sulit mengenali dan mengingat brand tersebut.
Solusi: Pastikan setiap konten, meskipun mengikuti tren, tetap memiliki elemen branding yang kuat seperti warna, tone, dan gaya komunikasi yang khas.
3. Tidak Mencapai Target Audiens yang Tepat
Tren sering kali memiliki cakupan audiens yang luas dan tidak spesifik. Jika konten hanya dibuat untuk viral tetapi tidak sesuai dengan target market, maka engagement yang didapat tidak akan berdampak pada penjualan.
Solusi: Fokus pada konten yang berbicara langsung kepada target audiens. Gunakan tren hanya jika relevan dengan produk dan pelanggan potensial.